Sabtu, 03 Maret 2012

Pantai Kondang Merak

Alamat
:
Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang Malang Selatan/Bantur
 
Pantai Kondang Merak merupakan pantai yang masih alami. Pantainya luas dengan pasir yang putih bersih, pesisir pantai yang rindang oleh pepohonan, serta batu karang yang besar-besar terlihat sangat kokoh dan cantik. Bila Anda merupakan penggemar suasana alam yang masih murni, akses jalan yang kurang baik tidak akan menjadi masalah. Tempat ini dapat dijadikan alternatif wisata terdekat dari Pantai Balekambang yang sudah sangat tersohor. Anda dapat mendirikan tenda, dan bermalam dengan nyala api unggun sambil memandang pantai yang masih alami. Terdapat beberapa penjaga hutan di depan pos penjagaan pintu masuk kawasan wisata ini, sehingga area ini masih relatif aman.
Sumber: http://cityguide.kapanlagi.com/malang/wisata/1203-pantai-kondang-merak.html

Pantai Balekambang

Wisatanesia.com-Pantai Balekambang memiliki tiga pulau dengan jarak sekitar seratus meter masing-masing, dua di antaranya telah terhubung dengan satu meter lebar jembatan ke Pantai Balekambang, Pantai Balekambang menawarkan suasana yang berbeda dari pantai di bagian Selatan Malang. Salah satu dari tiga pulau yang disebut pulau Ismoyo memiliki candi Hindu, yang didirikan oleh Masyarakat Hindu lokal.

Setiap tahun, ritual dan upacara adat Jalanidhipuja (upacara Hindu) dan Suran (Upacara Tahun Baru Jawa) diadakan di sini setiap tahun. Tempat parkir, warung, penginapan, toko suvenir, dan fasilitas lain pariwisata telah disediakan untuk para pengunjung.Pantai Balekambang merupakan Pantai yang indah dan terletak di desa Srigonco, kecamatan Bantur,Malang,Jawa Timur, sekitar 57 km di selatan dari Malang dan mudah dicapai dengan transportasi umum.

Kunjungi Wisata Pantai Balekambang dan nikmatilah gelombang ombak yang besar dan sangat menyenangkan dengan angin laut yang nyiur melambai Melihat matahari terbenam dan matahari terbit di pantai Balekambang ini dan melakukan beberapa kegiatan pantai, seperti; berenang, mandi matahari, memancing
Wisata di Malang Surga Dunia
sumber: http://www.wisatanesia.com/2010/05/pantai-balekambang-malang.html

Bandara Abdul Rachmansaleh

Bandara Abdul Rachman Saleh adalah bandar udara yang terletak di Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kode ICAOnya WARA (dahulu WIAS) dan kode IATA MLG. Bandara ini merupakan tempat pesawat Hercules C-130 dan OV-10 Bronco. Selain itu Wing 2 Korps Pasukan Khas juga bermarkas di sini.
Terminal baru Bandara Abdul Rachman Saleh
Bandara Abdul Rahman Saleh memiliki dua landasan pacu yang pertama untuk pesawat-pesawat kecil seperti Hercules C-130 dengan panjang 1.500 m, dan yang kedua untuk jenis pesawat besar seperti Boeing 737 dengan panjang 1.980 m, menurut rencana Pemprov Jatim akan memperpanjang landasan pacu 270 m sehingga menjadi 2.250 m. Anggaran yang disediakan untuk pembenahan di Bandara Abdul Rachman Saleh sebesar Rp 13 miliar. Dijadwalkan akan selesai pertengahan tahun 2011.[2] Sekaligus pengoperasian terminal baru di sisi selatan, terminal lama milik TNI-AU.[3]
Setelah enam tahun sejak 5 Mei 2005 menggunakan terminal di dalam Base ops Lanud Abd Saleh. Dua hari sebelum pergantian tahun baru 2012, pada tanggal 30 Desember 2011 penerbangan sipil di Abd Saleh menggunakan bandar udara enlcave sipil yang terpisah dari base ops Lanud Abd Saleh. Bandar udara ini dibangun dengan biaya mencapai Rp 139 miliar. Seperti diketahui, penerbangan sipil di bandara ini mulai dibuka sejak 1994 lalu. Tapi hanya bertahan hingga 1997 saat krisis moneter terjadi, Merpati Nusantara Airlines yang melayani penerbangan tidak mampu bertahan dan menutup penerbangannya.[4]
Untuk penerbangan sipil melayani rute Malang-Jakarta dilayani oleh maskapai Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, dan Batavia Air. Sedangkan untuk rute Malang-Denpasar dilayani oleh Wings Air anak perusahaan dari Lion Air menggunakan pesawat Avions De Trasnport Regional, nama kepanjangan dari ATR 72 seri 500.[5] Sebelumnya Bandara Abdul Rahman Saleh pada tahun 2007 sampai dengan 2008 pernah melayani tiga rute penerbangan sekaligus yaitu Malang-Jakarta, Malang-Balikpapan-Tarakan, dan Malang-Denpasar. Nama bandara ini diambil dari salah satu pahlawan nasional Indonesia: Abdul Rahman Saleh
Sumber: wikipedia

Terminal Arjosari

Terminal Arjosari merupakan terminal terpadu yang terletak di Kecamatan Blimbing yang merupakan pintu gerbang Kota Malang dari arah utara. Terminal ini merupakan terminal terpadu yang melayani angkutan dalam kota, dalam propinsi maupun antar propinsi. Terminal ini merupakan penghubung dari terminal-terminal kecil yang ada di wilayah Malang Raya, Blitar dan Kediri.
Lokasinya yang berada di utara pusat kota Malang, terminal Arjosari merupakan terminal yang di fungsikan sebagai terminal yang menerima kedatangan penumpang bus dari kota Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, dan Jember.

Jam operasional terminal Arjosari untuk transportasi bus dimulai sekitar pukul 4 pagi hingga pukul 10 malam. Terminal Arjosari juga menjadi terminalnya semua angkutan dalam kota (mikrolet) yang berlabelkan huruf A (Arjosari). Pada jam-jam tertentu ada beberapa angkutan kota yang beroperasional hingga tengah malam, sedangkan angkotan kota lainnya hanya beroperasional dibawah jam 9 malam.

Sumber: http://expertofsomething.multiply.com/reviews/item/15?&show_interstitial=1&u=%2Freviews%2Fitem

Stasiun Kota Lama

img_2107
Stasiun Malang Kotalama adalah stasiun kereta api tertua di Kota Malang yang dibangun pada tahun 1879. Penambahan nama "Kotalama" dimaksudkan untuk membedakan dengan Stasiun Malang Kotabaru yang dibangun pada tahun 1941 untuk menampung meningkatnya jumlah penumpang. Stasiun Malang Kotalama dibangun sebagai bagian dari rute kereta api jalur Surabaya — Pasuruan — Malang yang dibangun pemerintah kolonial Belanda melalui perusahaan Staats Spoorwegen (SS), untuk mengangkut hasil bumi dari Malang dan sekitarnya ke Pelabuhan Tanjung Perak. Pembangunan tersebut dimulai pada tahun 1875 untuk jalur Surabaya — Pasuruan dan dilanjutkan untuk jalur Pasuruan — Malang yang diresmikan pada tahun 1879.
Stasiun Malang Kota lama berada pada ketinggian +429m diatas permukaan laut sehingga jalur menuju stasiun ini dapat dikatakan sebagai jalur yang paling terjal. Khususnya pada lintas Bangil - Lawang (+ 18 km dari Malang) dimana kemiringan tanjakan rel mencapai lebih dari 15 per mil, sehingga perjalanan kereta api menjadi lebih lambat.
Bangunan emplasemen yang menempel di belakang bangunan pintu masuk, sederhana tetapi unik dengan struktur kayu dan atap pelana. Pada puncak atap terdapat vestibule yang berfungsi untuk memasukkan cahaya matahari.
Bentuk bangunan Stasiun Malang Kotalama sederhana namun memiliki gaya arsitektural yang unik karena penggunaan struktur utama dari material kayu. Stasiun ini terdiri dari dua bangunan yang berdempetan yaitu bangunan pintu masuk, tempat pejualan tiket dan ruang-ruang kantor, serta bangunan peron dan emplasemen. Bangunan pintu masuk dan kantor berbentuk sederhana memanjang dengan atap pelana satu arah. Struktur utama kayu yang dipadukan dengan dinding bata tebal membuat bangunan ini terlihat cukup kokoh.
Bangunan stasiun yang digunakan hingga sekarang itu sesungguhnya adalah bangunan tambahan yang dibangun pada tahun 1911 karena bangunan lama tidak mampu menampung peningkatan jumlah penumpang. Awalnya stasiun dibangun di sisi timur emplasemen sehingga pada saat turun penumpang akan dapat melihat pemadangan indah Pegunungan Panderman. Bangunan lama tersebut sekarang difungsikan untuk kantor dan gudang alat-alat perawatan kereta.
Detail konstruksi kayu pada pertemuan antara kuda-kuda, kolom dan balok horisontal terlihat sangat kokoh. Banyak bagian yang batangnya terdiri dari batang ganda yang berfungsi sebagai batang tarik. Setiap sambungan diikat dengan pelat baja yang dibaut.
Kusen dan daun pintu terbuat dari kayu yang diprofil dan berbentuk lengkung pada bagian atas. Material kayu digunakan pada berbagai bagian bangunan termasuk pintu-pintu dan jendela berikut kusennya yang tebal. Kayu yang digunakan adalah kayu jati berusia cukup tua sehingga sangat kuat, dan iklim pegunungan kota Malang yang sejuk turut mengawetkannya hingga sekarang. Kolom kayu dengan konstruksi ganda yang terdiri dari batang tegak dan batang miring membuat struktur ini lebuh kuat.
Sumber:: http://indonesianheritagerailway.com/index.php?option=com_content&view=article&id=210%3Astasiun-malang-kota-lama&catid=57&lang=id

Stasiun Kota Baru



Alamat
:
Jl. Trunojoyo No.10 Malang Kota/Klojen

Telepon
:
0341 362208


 
 
 
 
 
 
 
Stasiun kereta api berada di pusat kota Malang, tepatnya berada di kecamatan Klojen. Stasiun kereta api ini menghadap langsung ke arah icon Kota Malang, yaitu Monumen Tugu yang berada di depannya kantor Balai Kota Malang.

Di arah selatan dari stasiun, terdapat Hotel Tugu dan Splendid Inn dimana hotel ini bertemakan Luxury, dengan perabotan kunonya yang telah dijaga keberadaannya sejak hotel ini berdiri.

Setelah melakukan perjalanan menggunakan transportasi kereta api yang kemudian masih ingin melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan, berikut angkutan kota yang melintas di depan stasiun kereta api kota baru ini.

ADL : Arjosari - Dinoyo - Landung Sari
AL : Arjosari - Landung Sari
MM : Mulyorejo - Madyopuro
AJG : Arjosari - Jalan Juanda - Gadang
ABG : Arjosari - Jalan Borobudur - Gadang
AMG : Arjosari - Mergosono - Gadang
sumber: http://cityguide.kapanlagi.com/malang/angkutan-umum/terminal-stasiun/37-stasiun-kota-baru.html

Museum Brawijaya

Wisatanesia.com-Museum Brawijaya didirikan pada tanggal 4 mei 1968 museum ini diresmikan oleh Purnawirawan Dr. Soewondo.

Terletak di Jl. Brawijaya tepat di depan Perpustakaan Umum Kota
Malang. Di Museum ini terdapat benda-benda bersejarah seperti Gerbong Maut (sebuah gerbong yang mengangkut 100 orang pejuang yang dimasukan paksa ke dalam gerbong tersebut oleh penjajah Belanda dari Bondowoso sampai Surabaya dengan semua pintu dan jendela dalam gerbong tertutup rapat, hanya 12 orang yang masih hidup dan 88 orang meninggal)

senjata yang dipakai penjajah saat menyerang bangsa Indonesia, mobil tahan peluru yang digunakan Bapak Alm. Soeharto, meja dan kursi yang digunakan untuk “Koverensi Meja Bundar”, bambu runcing yang pernah digunakan oleh Bapak Alm Soekarno dan masih banyak lagi.


Museum Brawijaya juga mempunyai semboyang yaitu ” CITRA UTHAPANA CAKRA” yang berasal dari bahasa Sansekerta, CITRA berarti Sinar, UTHAPANA berarti Yang Membangkitkan dan CAKRA yang berarti Kekuatan. Bila semua arti digabungkan adalah SINAR yang MEMBANGKITKAN KEKUATAN.
Wisata Indonesia Surga Dunia
Sumber: http://www.wisatanesia.com/2010/08/museum-brawijaya.html